"Dibutuhkan dua
orang bagi sebuah pasangan untuk menikah," kata Harriet Lerner, PhD,
seorang penulis buku The Dance of Anger, "Namun hanya dibutuhkan satu
orang saja untuk membuat hubungan yang lebih baik."
Satu – satunya cara
agar pernikahan Anda gagal dan berujung pada perceraian adalah dengan
menunggunya yang memulai menjadi lebih baik. Sebaliknya Anda hanya diam. Cara
mudah yang dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan
pernikahan-dimulai dengan Anda dan perilaku Anda sendiri.
Berikut beberapa
langkah yang dapat Anda lakukan, hal yang sangat mudah untuk meningkatkan
kualitas pernikahan Anda.
1. Jelaskan dalam
tiga kalimat singkat (atau kurang).
Pasangan Anda
mungkin mengatakan hal-hal seperti "Saya tidak ingin berbicara" atau
saya tidak pandai bicara. "Biasanya, masalah sebenarnya adalah bahwa ia justru
dibanjiri terlalu banyak informasi dan menutup diri serta menolak untuk
memahami hal yang sebenarnya terjadi. Namun sekalinya berucap Anda justru
terlalu banyak bicara (baca : ngomel)
Jadi, ketika Anda
berniat untuk mengutarakan sebuah masalah, cukup nyatakan permasalahan Anda
dengan singkat dan jelas. Sebagai contoh “kamu bilang mau bersihin dapur, tapi
ternyata tidak”.
Hal yang sangat sederhana dan tidak terlalu banyak menguras
energi. Tidak perlu tambahkan hal – hal lain untuk memberikan teguran seperti
“kamu bohong ya, bilangnya mau bersihin dapur tapi ternyata gak dibersihin
juga. Tadi aku lihat piring di meja makan juga belum kamu ambil. Oh ya, anjing
juga tadi kenapa ga dimasukkan ke rumah?”. Ribet kan? Pasangan Anda belum tentu
menerima cara Anda menyampaikannya.
2. Gunakan rumusan
“saya”
Teknik ini
mengharuskan Anda untuk berbicara tentang perasaan Anda dan bukan tentang
perilaku pasangan Anda. Misalnya, jika pasangan Anda sering terlambat, hentikan
katakan padanya bahwa, "Kamu selalu terlambat, bisa gak sih on time?”.
Tanpa Anda sadari ini
sebenarnya sangat kasar dan mungkin menyinggung perasaan, ketimbang mengatakan
hal tersebut akan lebih baik jika Anda berkata, "Ini lebih sulit bagi saya
ketika kamu terlambat karena saya tidak tahu bagaimana caranya merencanakan
makan malam. "
Dengan cara ini,
Anda dapat berbicara tentang masalah ini tanpa menyerang kebiasaan dia. Namun
tidak berarti mengungkapkan perasaan selalu benar adanya ya. Gunakan kalimat
ini sesuai konteks dan belajar memahami suasana hati pasangan Anda.
3. Coba
"foreplay."
Berapa lama sudah
Anda tidak merasakan kualitas seks yang hebat bersama pasangan? 1 minggu lalu? 1
bulan lalu? atau sudah bertahun – tahun lamanya?
Ketimbang berpikir
untuk langsung melakukan penetrasi, cobalah beberapa pose foreplay yang bisa
Anda lakukan sebelum melakukan hubungan seks. Buat suasananya menjadi sama
seperti Anda melakukan malam pertama bersama suami baru lakukan penetrasi.
Bisikkan kalimat yang bisa membuat ia “greget” bersama Anda. Hal sangat sepele
namun dapat mengubah suasana hati esok hari.
4. Cinta-dan
pujian-khusus.
Kapan terakhir kali
Anda mengatakan, "Kau yang terbaik, dan aku mencintaimu." Mungkin
sewaktu ulang tahunnya atau tidak pernah sama sekali. Hanya saja hal ini belum
cukup. Pada hari-hari awal hubungan Anda, mungkin ada banyak, banyak
sifat-sifat indah pasangan yang Anda perhatikan.
Humor yang kering atau cara ia
menyapa Anda. Semakin lama hidup bersama-sama,maka hal – hal detil seperti itu
semakin redup. Pikirkan kembali kapan Anda mengucapkan pujian – pujian kepada
pasangan Anda. Mulailah kebiasaan baik itu membangun rumah tangga Anda kembali.
Hal sepele namun
dibina dan dipupuk sedikit demi sedikit untuk membangun hubungan Anda kembali.
Karena semua berawal dari komunikasi yang baik dan tepat.